Sunday, June 19, 2011

Forum Bebas Indonesia - All Forums: Jakarta oh Jakarta: Tambah Macet

Forum Bebas Indonesia - All Forums
Forum Bebas Indonesia - http://www.forumbebas.com

Jakarta oh Jakarta: Tambah Macet
19 Jun 2011, 5:12 am

Jakarta oh Jakarta: Tambah Macet
15 June 2011


Jakarta, ibu kota negara ini, yang terbayang dipikiran kita adalah macet. Semrautnya lalu lintas. Ketegangan antara pengguna speda motor dan mobil di jalanan. Dunia jalanan seperti dunia rimba. Seperti tidak ada aturan lalu lintas. Main serobot dan nyalip antar kendaraan.

Di dunia jalanan, khususnya di Jakarta hanya ada dua pilihan: ditabrak atau menabrak kendaraan lain.Kita, pengguna mobil bermusuhan dengan pengguna speda motor. Begitu juga sebaliknya. Polisi hanya bisa mengatur jalan agar perjalanan tidak terhambat. Tidak bisa mencegah kecelakaan lalu lintas yang setiap hari kita menyaksikan di layar televisi.

Belum ada upaya yang serius untuk menangani kemacetan di Jakarta. Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dengan jargon serahkan ke ahlinya sekarang terlihat jelas: Jakarta makin semraut.

Ada banyak penyebab yang mengakibatkan Jakarta makin macet, antara lain karena tidak ada kebijakan mengenai jumlah kendaraan (speda motor dan mobil). Setiap bulan jumlah kendaraan terus meningkat sementara ketersediaan luas jalan tidak sebanding dengan jumlah mobil yang terus bertambah. Keputusanya, tidak berpengaruh apapun ruas jalan diperlebar sementara jumlah mobil yang beredar terus bertambah. Pertumbuhan luas jalan dengan populasi mobil kalah cepat dengan populasi jumlah mobil.

Saat ini, pertumbuhan luas jalan di Jakarta hanya 0,01 persen pertahun, sedangkan pertumbuhan penggunaan mobil setiap tahun mencapai 10 persen dan motor mencapai 15 persen. Jika dijumlah, luas total jalan di Jakarta saat ini sekitar 40,1 kilometer persegi atau hanya 0,26 persen dari luas kota Jakarta. Pada tahun 2007 saja, kepemilikan mobil mencapai 2,2 juta dan motor 3,5 juta unit.

Dari data tahun 2007, pertumbuhan mobil baru mencapai 220 unit perhari dan motor mencapai 800 unit perhari. Ini jelas tidak sebanding dengan pertumbuhan luas jalan di Jakarta sekitar 401 meter persegi setiap tahunnya. Bayangkan jika pertumbuhannya stabil atau malah menanjak, Jakarta bukan hanya macet tapi makin parah macetnya alias kendaraan tidak akan bisa bergerak. Ditambah pemerintah tidak melakukan apapun, kecuali dengan hanya mengandalkan polisi lalu lintas untuk mengatur lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan yang parah.

Pemerintah sebenarnya mengetahui bahwa akibat dari kemacetan ini yang paling jelas adalah borosnya penggunaan BBM yang seharusnya mulai dihemat penggunaannya karena persediaannya sudah menipis. Belum lagi polusi dari akibat asap kendaraan.

Pemerintah saat ini hanya melakukan cara-cara yang tidak fundamental dalam mengatasi kemacetan di Jakarta, salah satunya memberlakukan sistem tri in one pada jam-jam kerja yang kemudian malah memunculkan masalah sosial yakni para joki, para penumpang bayaran untuk memenuhi mobil menjadi berpenumpang 3 orang. Selebihnya melakukan pengalihan kendaraan di beberapa titik kemacetan.

Saya bukan ahli dalam bidang lalu lintas. Tapi jika melihat kemacetan di Jakarta menurut saya sangat sederhana. Berapapun jumlah orangnya ataupun kendaraanya, jika dilakukan dengan pengaturan yang baik dan tegas, kemacetan di Jakarta akan berakhir. Solusi yang paling fundamental adalah membuat sistem transportasi massal dengan komitmen kepada pengaturan di setiap pemberhentian. Jadi berapapun banyaknya orang jika teratur cara berjalannya, maka akan lancar. Begitu juga dalam mengatasi kemacetan di Jakarta.

Pertanyaanya, apakah pemerintah mau melakukan teori yang sangat sederhana itu? Menurut saya jika berpatokan dengan pajak penghasilan kendaraan yang masuk ke kas pemerintah akan sulit. Bayangkan sebanyak 60 persen anggaran masuk kas pemerintah diperoleh dari pajak kendaraan motor. Jadi jika kemudian pemerintah melakukan kebijakan transportasi masal, maka pemasukan yang sebanyak 60 persen akan berkurang. Belum lagi, pemerintah harus mau menunggu dari keuntungan sistem transportasi masal yang pembangunannya diperoleh dari pinjaman lunak negara-negara donor. Jika cara membacanya seperti ini, sampai kiamatpun, Jakarta tetap macet.[]

Sumber Berita
http://barometerpost.com/opini/catatan-a...macet.html

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed.