Wednesday, June 22, 2011

Forum Bebas Indonesia - All Forums: Terjebak dalam Identitas

Forum Bebas Indonesia - All Forums
Forum Bebas Indonesia - http://www.forumbebas.com

Terjebak dalam Identitas
21 Jun 2011, 6:24 pm

Bobby Kool - Eka Rock – JRX.

Tiga orang sukses nan ramah yang begitu populer di mata, hati dan telinga kurang lebih 10.000 outsiders di panggung utama Pekan Raya Jakarta (16/06).

[Image: SID.jpg]

SID membawa energi.
Keseluruhan paket yang kemudian pada titik tertentu dapat menawarkan sebuah identitas. Dari mulai musik, lirik dan fisik. Musik punk rock yang dibawakan mempunyai karakter kuat dengan dipadu dengan unsur rock n'roll atau dikenal dengan istilah Rockabilly dan jenis musik ini yang semakin hari semakin digandrungi oleh band-band Indonesia sekarang ini.
Lirik lagu dari band asal Bali ini, mempunyai nilai persuasi yang tinggi. Tema-tema sosial seperti lagu berjudul "outsider" yang dibawakan malam itu. Lagu yang mengajak sekaligus membuat citra akan sesuatu, yaitu outsiders itu sendiri. Bahwa jadilah seorang outsiders, seorang yang berani di luar sistem untuk melakukan pembaharuan.

Kemudian yang menarik adalah bahwa Superman Is Dead turut mencitrakan Outsiders sebagai fans resmi band ini. Maka yang terjadi adalah ketika mereka ingin dianggap sebagai seorang yang berani untuk berada di luar sistem tersebut, menjadi fans dari band ini adalah cara yang mudah dan menyenangkan.

Tampilan SID sendiri yang mencerminkan kebebasan berekspresi, dimana malam itu tersaji si Jerinx dengan memakai kostum setelan formal tapi tanpa lengan dan bertatoo pula, merupakan daya tarik khususnya bagi anak-anak muda.

Adalah yang sangat luar biasa tentang bagaimana SID menjalani karier bermusiknya ini. Band ini sudah menjadi besar dan akan lebih besar lagi dengan konsep yang dimilki. Baik konsep secara musikalitasnya maupun konsep mengenai idealismenya.

Celakanya, pada level tertentu, penguatan identitas itu dapat mengakibatkan pelemahan untuk berpikir secara luas.
Keberadaan sebuah identitas tersebut yang justru dapat menjadi pemicu sentrisme bahkan sentimentisme. Seperti apa yang terjadi malam itu, sebelum SID naik ke atas panggung, Pee Wee Gaskin diatas panggung dilempari dan dicemooh oleh sebagaian besar penonton yang hadir. Alasan kebencian penonton akan Pee Wee Gaskin pun masih simpang siur. Dari wacana arogansi sampai dendam pribadi.


Apapun itu, bahwa yang terjadi di panggung utama PRJ malam itu, nilai sebuah kesolidaritasan tersaji tepat di depan mata ribuan penonton. Dalam lemparan-lemparan yang masih berluncuran, ketiga personel SID datang untuk membantu menenangkan penonton. Penonton yang hampir bisa dikatakan semuanya yang hadir adalah fans SID (selain dari Jabodetabek ada juga outsiders dari Jawa Barat dan Cirebon yang hadir). Dan penonton dapat ditenangkan, benda-benda pun semakin jarang berterbangan dan tampak SID memberi semangat kepada Pee Wee Gaskin untuk tetap melanjutkan.

Terjebak dalam Identitas
Sekilas, identitas mempunyai arti yang penting bagi seseorang. Dan seketika kita mengasosiasikan identitas dalam bentuk kartu pengenal atau sebagainya maka itulah rumusan paling sederhana mengenai identitas.
Atau kita bisa lebih memperuncing masalah ini dengan kata eksistensi. Menunjukkan eksistensi di kalangan muda adalah primadona. Sebuah situasi yang didambakan ketika eksistensi itu benar-benar diakui.
Tapi sering kali masyarakat terjebak dalam situasi dalam pengertiannya untuk menunjukkan eksistensi.

[Image: outsider.jpg]

Apa yang terjadi di panggung utama Pekan Raya Jakarta dimana saat itu Pee Wee Gaskin ditimpuki, adalah bukti bahwa pengkultusan identitas itu sendiri mematikan ruang berpikir bahkan mematikan hati.

Lalu apakah band patut dipersalahkan mengenai pengkultusan identitas tersebut ???
Setiap band mempunyai cara tersendiri untuk dapat diterima di masyarakat. Konsep yang ditawarkan SID sebenarnya sangat sederhana. Bahwa mereka ingin menjalin sebuah sinergi atas dasar refleksi tentang keadaan bangsa sekarang ini. Dan apa yang tersaji dalam tema-tema lagunya kebanyakan juga tentang situasi sosial yang secara keseluruhan bersifat konstruktif. Tidak sekedar marah-marah dan frustasi akan suatu kondisi tapi juga mereka mengajak masyarakat khususnya anak muda untuk selalu proaktif dalam berkarya dan melakukan sesuatu untuk menuju ke sesuatu yang baru dan lebih baik. Ditambah dengan tampilan dan aksi panggung mereka yang eksplosive, maka masyarakat sebenarnya sudah coba diagresikan secara gamblang.
Layaknya sajian di meja makan besar dengan lampu terang. Tidak sampai hanya itu , mereka menyajikannya juga dengan lantunan musik yang mudah ditangkap telinga.


bersambung....

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed.