Tuesday, June 21, 2011

Forum Bebas Indonesia - All Forums: "Pak SBY, Ayo Naik KRL Bersama Kami"

Forum Bebas Indonesia - All Forums
Forum Bebas Indonesia - http://www.forumbebas.com

"Pak SBY, Ayo Naik KRL Bersama Kami"
21 Jun 2011, 3:24 am

"Pak SBY, Ayo Naik KRL Bersama Kami"
Surat terbuka ini dari Forum Komunikasi Penumpang Kereta Rel Listrik Jabodetabek.
Selasa, 21 Juni 2011, 08:42 WIB
VIVAnews - Forum Komunikasi Penumpang Kereta Rel Listrik Jabodetabek mengajak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono secara rutin naik KRL. Dari Cikeas, stasiun terdekat adalah Stasiun Depok.

Permintaan ini dilayangkan para 'KRL Mania' melalui sebuah surat yang rencananya akan disampaikan hari ini, Selasa, 21 Juni 2011. Menurut Agam, Humas KRL Mania, mereka awalnya berencana menyampaikan surat ini pada Senin kemarin, namun karena ada demonstrasi besar di Istana, niat ini ditunda sampai hari ini.

Dalam suratnya, KRL Mania menyatakan jika ingin naik KRL, SBY harus ke Stasiun Depok lalu turun di Stasiun Gambir, stasiun terdekat dari Istana. Sedangkan untuk Boediono, KRL Mania memintanya naik dari Stasiun Kalibata, yang terdekat dari kediaman pribadi Boediono di Mampang, Jakarta Selatan.
Berikut isi surat lengkap KRL Mania untuk Presiden:
Kepada Yth.
Bapak Presiden
Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono
Di tempat
Dengan hormat,
Salam sejahtera kami sampaikan. Semoga Bapak Presiden yang baru menggunakan kereta super cepat Shinkansen di Jepang, dapat bertugas dengan sehat.

Bapak Presiden, sebagaimana pejabat dan rakyat Jepang biasa menggunakan KRL dalam keseharian, kami ingin mengajak Bapak Presiden untuk menggunakan KRL yang merupakan alat angkut massal berbasis rel dan mendukung program pengurangan emisi karbon Indonesia.
Dari kediaman Bapak di Cikeas, stasiun terdekat adalah stasiun Depok. Sedangkan stasiun terdekat dari Istana Presiden adalah stasiun Gambir. Bagi Wakil Presiden, dari kediaman di Mampang, dapat ke stasiun Cawang atau Kalibata, dan turun di stasiun Gambir.
Bapak Presiden, kami sangat mengharapkan agar Bapak bersedia menerima ajakan kami, karena kami yakin jika Bapak menjadwalkan secara rutin naik KRL, maka ini akan menjadi dorongan bagi menteri-menteri Bapak, pemerintah daerah dan BUMN PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan anak perusahaannya PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ), yang saat ini tidak serius meningkatkan pelayanan KRL untuk berubah, demi menjadikan KRL sebagai backbone angkutan massal di Jabodetabek dan mengurangi kemacetan Jabodetabek secara substansial.
Kami berharap campur tangan langsung Bapak dapat mendorong komitmen:
1. Menteri Keuangan, Menteri Perhubungan dan Menteri BUMN agar memberikan dana PSO (Public Service Obligation, subsidi) yang mencukupi ke pelayanan KRL. Berkurangnya dana PSO menjadikan tarif menjadi mahal, jadwal tidak sesuai kebutuhan dam tidak ada insentif bagi masyarakat untuk menggunakan angkutan KRL.
Saat ini menurut KAI/KCJ, dana PSO/subsidi ke pelayanan KRL berkurang, entah siapa yang berinisiatif jahat mengurangi dana PSO/subsidi ini. Akibatnya per 2 Juli 2011, tarif KRL Ekonomi AC akan naik sekitar 70% dan perjalanan KRL berkurang sekitar 12% dari 444 perjalanan saat ini ke 393, dengan tarif flat rate/jauh-dekat bayar sama:
1. Rp5.500 ke Rp9.000 untuk jalur Bogor
2. Rp4.500 ke Rp8.000 untuk jalur Serpong, Tangerang dan Bekasi.
Tarif flat rate menjadikan tidak ada insentif orang menggunakan KRL dalam jarak dekat. KRL tak bisa jadi andalan backbone transportasi dalam kota. Padahal sebagai bagian program 100 hari, Kementerian Perhubungan telah memasang alat tiket canggih Commet (Commuter Electronic Ticketing). Sampai saat ini Commet tidak pernah difungsikan. UKP4 perlu memantau ini.
Selain itu KCJ akan memasang alat tiket canggih lain bekerja sama dengan 5 bank nasional. Karcis kertas juga tetap akan dipakai untuk KRL Ekonomi. Ini suatu pemborosan karena akan ada 3 sistem tiket, dan seharusnya dengan sistem elektronik, tarif bisa berdasarkan jarak.
Pada jam sibuk 05.00-08.00, saat ini jumlah perjalanan lintas Bogor/Depok-Tanah Abang/Kota, ada 32 perjalanan (Ekonomi Panas 13 perjalanan, tarif Rp2.000, Ekonomi AC 4, tarif Rp5.500, Ekspres 15, tarif Rp11.000). Bagi masyarakat yang kurang mampu, mereka bisa memilih paling tidak 17 perjalanan yang terjangkau (gabungan KRL Ekonomi dan Ekonomi AC).
Dalam jadwal baru per 2 Juli 2011, total perjalanan 29 (Ekonomi 9 perjalanan, tarif tetap, Commuter Line 20, tarif Rp9.000). Pilihan masyarakat kurang mampu hanya 9 perjalanan, turun hampir 50%.
Saat ini saja KRL Ekonomi sudah sedemikian padat, sehingga banyak yang naik ke atap. Jika ada satu gangguan dan perjalanan batal, terjadi kekacauan luar biasa. Apalagi jika pilihan KRL berkurang hampir 50%.
Insiden perusakan KRL Commuter Line pada Sabtu, 18 Juni 2011 sekitar pukul 20.00 di stasiun Kota, berawal dari aksi protes masyarakat yang menunggu KRL Ekonomi yang tak kunjung datang, sementara KRL Commuter Line yang mahal sudah beberapa kali lewat.
Kenaikan tarif juga mendorong perpindahan pola penggunaan KRL. Segmen pengguna KRL AC Ekonomi tidak akan mampu membeli karcis KRL Commuter Line (tarif Rp9.000) dan akan turun ke kelas KRL Ekonomi atau pindah ke kendaraan pribadi. Ujicoba Sabtu, 18 Juni 2011 menunjukkan KRL Ekonomi sungguh penuh sesak, seperti hari kerja. Pada hari libur, biasanya pengguna KRL Ekonomi hanya sekitar 30-40% dari pengguna hari kerja.

http://metro.vivanews.com/news/read/2281...sama-kami-

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed.